Minggu, 09 November 2014

Tugas 2 Sofskill - Contoh Jurnal

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR dan ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

A.M.KURNUAWANDA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jambi

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris tentang Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi secara simultan dan parsial terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linier berganda dan pengujian hipotesis dengan uji simultan (Uji F) dan uji parsial (uji t). penelitian ini menggunakan data primer dan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 9 KAP di Kota Palembang. Populasi penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Palembang yang berjumlah 9 KAP. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profesionalisme Auditor yang terdiri dari Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Keyakinan Pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, Kewajiban Sosial, dan Hubungan Sesama Profesi yang tidak mempunyai pengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Akan tetapi Kemandirian, Keyakinan Pada Profesi, dan Etika Profesi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

Kata Kunci : Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Materialitas
PENDAHULUAN
            Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas Negara, kebutuhan akan laporan keuangan yang dapat dipercaya tidak dapat dielakkan lagi. Eksternal auditor yang independen menjadi salah satu profesi yang dicari. Profesi auditor diharapkan oleh banyak orang untuk dapat meletakkan kepercayaan pada pemeriksaan dan pendapat yang diberikan sehingga profesionalisme menjadi tuntutan utama seseorang yang bekerja sebagai auditor eksternal.
            Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi eksternal auditor dicerminkan dalam lima dimensi menurut Hall R Syahrir, (2002 : 7), yaitu 1. Pengabdian pada profesi, 2. Kewajiban sosial, 3. Kemandirian, 4. Kepercayaan pada profesi, 5. Hubungan dengan rekan seprofesi. Eksternal auditor yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Untuk memenuhi perannya yang membutuhkan tanggung jawab besar, eskternal auditor harus mempunyai wawasan yang luas dan pengalaman yang memadai sebagai eksternal auditor.
            Berdasarkan latar belakangan masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah profesionalisme auditor dan etika profesi secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas ?. adapun untuk menguji dan membuktikan secara empiris bahwa profesionalisme auditor dan etika profesi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas.

METODE PENELITIAN
1.    Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini variable independennya adalah profesionalisme auditor yang terdiri dari pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan pada profesi, kewajiban sosial, hubungan dengan sesama profesi dan etika profesi. Sedangkan variable dependennya adalah pertimbangan tingkat materialitas. Pengabdian pada profesi adalah dedikasi profesional dengan kecakapan yang dimiliki serta tetap melaksanakan tugasnya meskipun imbalan intrinsiknya berkurang. Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat maupun profesional karena adanya pekerjaan tersebut. Kemandirian merupakan suatu pandangan seorang profesional yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Keyakinan pada profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesame profesi, bukan orang luar yang tidak mempunyai kompetem dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. Hubungan dengan sesama profesi menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Etika profesi merupakan kode etik IAPI dan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) dan standar pengendalian mutu auditing merupakan acuan yang baik untuk mutu auditing (Agoes, 2004).
2.    Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah auditor independen yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Palembang yang berjumlah 9 KAP. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang ada di KAP di Palembang yaitu berjumlah 62 auditor. Dalam penelitian ini criteria penentuan sampel tidak dibatasi oleh jabatan auditoe pada KAP (partner, senior, atau junior auditor) sehingga semua auditor yang bekerja di KAP Palembang dapat diikutsertakan sebagai responden.
3.    Jenis Sumber Daya
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian (Indriantoto, 2009). Data-data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode survey menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden.
4.    Teknik Analisis Data
MSI (Method of Successive Internal)
            Jenis data yang terkumpul dari kuesioner merupakan data nominal dan ordinal, khususnya yang menyangkut identitas/karakteristik responden. Sedangkan data yang menyangkut jawaban berskala likert, pada dasarnya adalah data ordinal. Oleh karena itu, untuk keperluan analisis dara ordinal perlu ditransformasikan notasi masing-masing jawaban tersebut menjadi data internal dengan menggunakan method of successive internal (Sumarsono, 2002) untuk menetapkan skor (scale value) tiap-tiap butir pertanyaan.
Uji Kualita Data
            Menurut Hair dalam Poniman (2004), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas.
Uji Validitas (Ketapatan)
            Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008). Pendekatan yang digunakan dalam uji validitas (analisis butir) pada penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai r (corrected item-total correlation) dengan r table sehingga dapat diketahui item pertanyaan mana yang gugur dan sahih. Item butir pertanyaan sahih jika r hitung > r table (Ghozali, 2009)
            Uji Reliabilitas (Konsistensi)
            Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan ukuran kestabilan dan konsistensi dari konsep ukuran instrument atau alat ukur, sehingga nilai yang diukur tidak berubah dalam nilai tertentu. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi diantara butir-butir pernyataan atau pernyataan dalam suatu instumen. Reliabilitas diukur dengan uji statistic cronbach alpha (a), nunally dalam Ghozali (2009) menyatakan bahwa suatu konstruk atau nilai variable dikatakan reliable jika nilai cronbach alpa > 0,60.
Analisis Kualitatif
            Analisis statistic deskriptif adalah yang berbetuk uraian dari hasil penelitian yang didukung oleh teori dan data yang telah ditabulasi kemudian diikhtisarkan. Analisis ini digunakan untuk memperkuat analisis kuantitatif (Sugiyono, 2008).
Uji Asumsi Klasik
            Pengujian asumsi klasik yang terdiri dari asumsi normalitas, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Uji normalitas dalam penelitian ini dapat ditempuh dengan menggunakan grafik normal probability plot yang dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong kekiri dan kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan lain tetap, maka disebus homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot. Pada grafik plot, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi yaitu dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance infitation factor (VIF)

Analisis Regresi Berganda
            Penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda, hal ini menunjukkan hubungan (korelasi) antara kejadian yang satu dengan kejadian lainnya. Analisis tersebut dapat digunakan untuk melihat pengaruh variable independen terhadap variable dependen, dengan model analisis sebagai berikut: Y= a + b X  + b X  + b X  + b X+b X  +b X  +e
5.    Uji Hipotesis
Uji F
            Untuk menguji hipotesis pertama (H1) maka dilakukan uji F atau simultan, dimana uji statistic F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terkait atau dependen. Kesimpulan yang diambil dalam uji F ini adalah signifikasi 0,05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.
Uji t
   Untuk menguji hipotesis kedua (H2) sampai hipotesis ke lima (H7) maka dilakukan uji t. uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variable independen secara parsial berpengaruh terhadap variable dependen. Kesimpulan yang diambil dalam uji t ini signifikasi 0,05 atau 5% atau keyakinan 95%.
Koefisien Determinasi
            Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat terbatas. Nilai yang mndekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen, semakin mendekati nilai 1 atau 100%, maka semakin besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen (Ghozali, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Uji Kualitas Data
Uji Validitas
            Pengujian validitas instrument dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 19.0, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (rhitung > rtabel) maka instrument tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah df= N-2= 57-2 = 55 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,265.
Tabel 1
Hasil Uji Validitas
No
Variabel
r   hitung
r   table
Keterangan
1
Pengabdian pada Profesi
0,303** - 0,888**
0,265
Valid
2
Kewajiban Sosial
0,463** - 0,712**
0,265
Valid
3
Kemandirian
0,827** - 0,952**
0,265
Valid
4
Keyakinan terhadap Profesi
0,562** - 0,738**
0,265
Valid
5
Hubungan Dengan Sesama Profesi
0,363** - 0,865**
0,265
Valid
6
Etika Profesi
0,761** - 0,867**
0,265
Valid
Sumber : Data Primer yang diolah, 2012
Uji Reliabilitas
            Teknik statistic yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan program software SPSS versi 19.0. Alpha merupakan uji reliabiltas untuk alternative jawaban lebih dari dua. Menurut Ghozali (2005;42) suatu instrument dikatakan reliable jika memiliki koefisien cronbach’s alpha.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
No
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Batas
Reliabilitas
Keterangan
1
Pengabdian pada Profesi
0,773
0,6
Reliabel
2
Kewajiban Sosial
0,626
0,6
Reliabel
3
Kemandirian
0,893
0,6
Reliabel
4
Keyakinan terhadap Profesi
0,680
0,6
Reliabel
5
Hubungan Dengan Sesama Profesi
0,806
0,6
Reliabel
6
Etika Profesi
0,854
0,6
Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Uji Asumsi Klasik
            Uji Normalitas
Gambar 1
Grafik Uji Normalitas




Gambar 2
Histogram Uji Normalitas






Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3
Grafik Uji Heteroskedastisitas





Uji Multikolinieritas
            Multikolinieritas dapat dilihat pada tolerance value atu variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance value dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2009)
Table 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1               (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
,945
,763
,709
,905
,927
,937
1,058
1,311
1,411
1,105
1,079
1,067


Uji Hipotesis
Uji F
            Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi variable indepen secara simultan terhadap variable dependen, yaitu dengan memperhatikan signifikan uji F pada output perhitungan dengan tingkat alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikan uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variable independen terhadap variable dependen.
Tabel 4
Hasil Uji F
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1               Regression
Residual
Total
748,730
1128,464
1877,195
6
50
56
124,788
22,569
5,529
a
,000
a.       Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kewajiban Sosial, Keyakinan Terhadap Profesi, Hubungan Sesama Profesi, Pengabdian Terhadap Profesi, Kemandirian
b.      Dependent Variabel: Tingkat Materialitas
Sumber : Data Diolah SPSS
           
            Uji t
                        Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen, yaitu dengan memperhatikan signifikan uji t pada output perhitungan dengan tingkat alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikan uji t lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variable independen terhadap variable dependen.
Table 5
Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1               (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
14,774
,054
,054
,826
,805
,125
1,575
11,243
,228
,260
,333
,289
,175
,329
,027
,026
,323
,322
,081
,543
1,314
,236
,207
2,480
2,791
,713
4,791
,195
,815
,837
,017
,007
,479
,000
a.       Dependent Variabel: Tingkat Materialitas
1.      Pengaruh pengabdian terhadap profesi terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil pengujian hipotesis variable pengabdian terhadap profesi diperoleh nilai p value sebesar 0,815 dan thitung 0,236. Oleh kerena p value lebih besar dari 0,05, maka pengabdian terhadap profesi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
2.      Pengaruh kewajiban sosial terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil pengujian hipotesis variable kewajiban sosial diperoleh nilai p value sebesar 0,837 dan thitung 0,207. Oleh karena p value lebih besar dari 0,05, maka kewajiban sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
3.      Pengaruh kemandirian terhadap tingkat materialitas
Dari hasil pengujian hipotesis variable kemandirian diperoleh nilai p value sebesar 0,017 dan thitung 2,480. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka kemandirian berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
4.      Pengaruh keyakinan terhadap profesi terhadap tingkat materialitas
Dari hasil pengujian hipotesis variable keyakinan terhadap profesi diperoleh nilai p value sebesar 0,007 dan thitung 2,791. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka keyakinan terhadap profesi berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
5.      Pengaruh hubungan sesame profesi terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil pengujian hipotesis variable hubungan dengan sesame profesi diperoleh nilai p value sebesar 0,479 dan thitung 0,731. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka hubungan dengan sesame profesi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
6.      Pengaruh etika profesi terhadap tingkat materialitas.
Dari hasil pengujian hipotesis variable etika profesi diperoleh nilai p value sebesar 0,000 dan thitung 4,791. Oleh karena p value lebih besar dari 0.05, maka etika profesi berpengaruh terhadap tingkat materialitas.







Hasil Persamaan Regresi
Tabel 6
Hasil Persamaan Regresi
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
1               (Constant)
Pengabdian terhadap profesi
Kewajiban Sosial
Kemandirian
Keyakinan Terhadap Profesi
Hubungan Sesama Profesi
Etika Profesi
14,774
,054
,054
,826
,805
,125
1,575
11,243
,228
,260
,333
,289
,175
,329
a. Dependent Variable: Tingkat Materialitas
Sumber : Data Diolah SPSS
Y= 14.774 + 0,054 X1 + 0,054 X2 + 0,826 X3 + 0,504 X4+ 0,125X5+ 1,575X6
Analisis Koefisien Determinasi (R2)
            Koefisien determinasi (R2) mengukur berapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.
Table 7
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model
R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1
a
,632
,399
,327
475,071
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Kewajiban Sosial, Keyakinan pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, Pengabdian
pada Profesi, Kemandirian b. Dependent Variable: Tingkat Materialitas
Sumber : Data Diolah SPSS

PEMBAHASAN
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable pengabdian terhadap profesi yang dimasukkan dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai pengabdian terhadap profesi (sign t) 0,815 > 0,05. Selain dilihat dari nilai probabilitas, pengabdian terhadap profesi dapat pula dilihat dari nilai thitung,  dan diketahui nilai thitung,  0,236 < ttabel 2,008, artinya pengabdian terhadao profesi secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang menyatakan bahwa pengabdian terhadap profesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable kewajiban sosial yang dimasukkan dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai kewajiban sosial (sign t) 0,837 > 0,05. Selain dilihat dari nilai probabilitas, kewajiban sosial dapat pula dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 0,207 <  ttabel 2,008, artinya kewajiban sosial secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Mardiyah (2006) yang menyatakan bahwa kewajiba sosial tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable kemandirian yang dimasukkan dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai kewajiban sosial (sign t) 0,017 < 0,05. Selain dilihat dari nilai probabilitas, kemandirian dapat pula dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 2.480 > ttabel  2,008, artinya kemandirian secara parsial berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Theresia dkk (2003) dan Rahmawati (1997) yang menyatakan bahwa kemandirian berpengaruh terhadap pertimbangan materialitas.
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable keyakinan terhadap profesi yang dimasukkan dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai keyakinan terhadap profesi (sign t) 0,007 < 0,005. Selain dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 2,791 > ttabel 2,008, artinya keyakinan terhadap profesi secara parsial berpengaruh terhdap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang menyatakan bahwa keyakinan terhadap profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable hubungan sesame profesi yang dimasukkan dalam regresi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai hubungan sesame profesi (sign t) 0,479 > 0,05. Selain dilihat dari nilai probabilutas, hubungan sesama profesi dapat pula dilihat dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 0,713 < ttabel   2,008, artinya hubungan sesama profesi secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sehalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rifqi (2008) yang menyatakan bahwa hubungan sesame profesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
            Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variable etika profesi yang dimasukkan dalam regresi berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini diketahui bahwa nilai etika profesi (sign t) 0,000 < 0,05. Selain dilihat dari nilai probabilitas, etika profesi dapat pula dilihar dari nilai thitung dan diketahui nilai thitung 4,791 > ttabel 2,008, artinya etika profesi secara parsial berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arleen Herawaty dan Yulius Susanto (2009) yang menyatakan bahwa etika profesi berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan sebagai berikut Secara simultan Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Tingkat Materialitas. Sedangkan secara parsial variable Profesionalisme Auditor yang terdiri dari Pengabdian Pada Profesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Keyakinan Pada Profesi, Hubungan Sesama Profesi, ada tiga variable yang berpengaruh terhadap tingkat materialitas yaitu : Kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan etika profesi. Sedangkan pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial dan hubungan sesame profesi tidak berpengaruh terhadap tingkat materialitas.
DAFTAR PUSTAKA
            Agoes, Sukrisno (2004). Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik . Jakarta: LPEE_UI.
            Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progaram SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
            Hastuti, Dwi, Theresia, dkk, Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VI, Jakarta, 2003.
            Herawaty, Arleen dan Yulius Kurnia Susanto. Profesionalisme, Pengetahuan Akuntan Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan Pertimbangan Tingkat Materialitas. The 2nd National Conference UKWMS, Surabaya, 2009.
            Indriantoro, Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen Ed 1, BPFE, Yogyakarta, 1999.
            Rahmawati, Hubungan antara Profesionalisme Internal Auditor dengan Kinerja Tugas, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi, Keinginan Untuk Pindah, Tesis S2 Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1997.
            Rifqi, Muhammad, Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor Dengan Pertimbangan tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan, Jurnal Fenomena, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2008.
            Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta, 2007.
            Sumarsono, Metode Penelitian Akuntansi, Beserta Contoh Intepretasi Hasil Pengolahan data. (2002).
            Syahrir, Analisis Hubugan Antara Profesionalisme Akutan Publik Dengan Kinerja, Kepuasan Kerja, Komitmen, dan Keinginan Berpisah, Tesis S2, Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2002.
            Wahyudi, Hendro dan Aida Ainul Mardiyah. Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan Simposiun Nasionala Akuntansi IX Padang, 2006.


Kelompok 
Kelas : 4EB14
1. Dwi Indah Nurvitriani (22211241)
2. Hidayat (23211274)
3. Ona Sendri Imelda K (25211469)
4. Rina Mega Ardita (28211730)
5. Sri Novita Elsa (26211873)
6. Resty Puji Riati (26211010)
7. Geavany Adisty Napalia (23211019)
8. Khairunnisa Ain Sholihah (23211963)
9. Bimo Wicaksono (21211496)
10. Tria Oktaviani (28211744)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar